Kamis, 24 Juli 2008

Jembatan Hati

Ada dua orang bersaudara tinggal di suatu ladang. Dulu mereka hidup nyaman saling bantu ,saling tolong. Namun, karena suatu masalah, Kini mereka berselisih. Sepuluh tahun hidup berdampingan sirna dalam sekejap. Awalnya hanya kesalapahaman kecil. Lalu menjadi saling ejek, Saling maki. setelah tak bertegur sapa selama 1 minggu.
Pada suatu pagi si kakak kedatangan tamu. Rupanya seorang tukang kayu yang datang lengkap dengan kotak perkakasnya. “Saya mencari kerja. Apakah Anda punya pekerjaan buat saya?” tanya si tukang kayu itu.
“Oya,” Kata si Kakak. “Saya punya satu pekerjaan untuk kamu.Coba lihat di sana, di ladang sebelah sana. Di sana tinggal tetangga saya. Ehmm ,sebenarnya adik saya. Dua menggu lalu dia membuatmasalah dengan saya. Sebelumnya di sana ada sebuah tanah lapang, tapi dia telah menguruk tanahitu dan kini ada sebuah lembah kecil di sana.Mungkin ia ingin membatasi tanahnya dengan lembah itu.”
“Tapi, “dia berkata lagi, “Saya bisa lakukan yang lebih baik daripada dia. Kamu lihat kumpulan kayu di lumbungitu?saya ingin kamu membuat pagar. Dan ingat, tingginya harus 10 meter sehingga dia tak akan bisa lagi melihat ladang saya lagi. Saya ingin memberinya pelajaran.”
“Baiklah, saya bisa mengerti masalahnya,” jawab si tukang kayu. “Sekarang, tujukkan di mana palu dan paku supaya saya bisa mulai bekerja. Saya akan membuat Anda senang dengan pekerjaan saya ini.”
Sang kakak menunjukan tempat perkakas milikinya , lalu pergi ke kota untuk membeli beberapa barang sehari-hari. Ia juga berpesan kepada si tukang kayu untuk menyelesaikan tugasnya itu dalam seminggu. Jadi, selesai tempat saat ia kembali dari koya.
Tibalah saat itu. Matahari hampir tenggelam ketika sang kakak tiba dari kota. Ia lansung menuju “perbatasan” ladang itu. Matanya terbelalak. Betapa kagetnya ia, sebab di sana tidak dilihatnya pagar. Yang ada justru sebuah jembatan yang menghubungkan ladangnya degang ladang adiknya.
Di ujung yang lainnya , Sang adik ternyata telah berdiri sambil melambai-lambaikan tangan. Dalam temaram senja kedua kakak-beradik itu bertemu di tengah jembatan.
Sang adik berkata, “kak,engkau begitu baiktelah membuatkan satu jembatan buat kita berdua. Padahal aku yang memulai segalanya. Aku yang membuat lembah ini sebagai batas diantara kita. Engkau begitu baik, walaupun atas segala yang perna kuucapkan dan telah kuperbuat.”
Sang kakak tak menyangka seperti ini kejadiannya. Sebenarnya ia ingin juga membuat batas di antara mereka. Kedua tangan kakak-beradik itu lalu terbuka untuk saling berpelukan.
Di tempat yang agak jauh si tukang kayu menyaksikan adegan itu. Kemudian memanggung pekakasnya. Bersiap pergi. Tapi, ekor mata si kakaksegera menangkapnya. “Heii…tunggu! Jangan pergi! Aku punya pekerjaan lain untukmu, “teriak si kakak memanggil si tukang kayu.
“Saya ingin sekali berada di sini dan merasakan kebahagiaan kalian,” kata si tukang kayu . “Tapi, masih banyak jembatan lagi yang harus kubangun. Terima kasih.”

*********************

Teman, jembatan antar manusia adalah cinta dan kasih sayang. Dalam cinta kita akan menemukan saling pengertian, pengharapan, welas asih,perhatian peneguhan,dukungan,semangat ,dan banyak hal lainnya.
Jika tak bisa menemukan cara untuk memberikan kasih kepada banyak orang, kita setidaknya punya cara untuk mengingat bahwa kita telah lakukan yang terbaik. Dan sesungguhnya yang kita butukan hanyalah sedikit sentuhan bahwa sebenarnya kita adalah satu dan punya keinginan yang sama : dicintai dan mencintai.***

2 komentar:

sampurno mengatakan...

ass'alkmwrwb kulo nuwon,, sugeng dalu mas ardy!! btw kapan tu presiden PKS 1 kunjung ke JBG? fotonya lokasi dimana?... mantap. mun ada fotonya diganti seng luwe nganteng...

Esti Darmawati mengatakan...

aslam
ceritanya cukupmenggugah
tapi ketika kita mencoba mencinta
dan kita tetap di bencinya???
bagaimana agar jiwa ini mampu??
mampu stegar rasul???
mampu sesetia rabiatul adawiyah???

mohon taujihnya akh>>>>